Friday, June 26, 2015

Pakailah Hidupku - Satria Kasih Video + Lirik

Tuhan... Kau sumber hidupku
setiap waktu tercurah bagiku

jadikan kami umatMu
saluran berkatMu
yang slalu mengalir
bagi sesamaku
pakailah hidupku
sebagai alatMu

Haleluya..
Terpuji NamaMu
ajaib besar Tuhan
KasihMu dalam hidupku
gunakanlah suarak
sertakan lidahku
seluruh hidupku
jadi saksi Injilmu

interlude..

jadikan kami umatMu
saluran berkatMu
yang slalu mengalir
bagi sesamaku
pakailah hidupku
sebagai alatMu

Haleluya..
Terpuji NamaMu
ajaib besar Tuhan
KasihMu dalam hidupku
gunakanlah suaraku
sertakan lidahku
seluruh hidupku
jadi saksi InjilMu

InjilMu..


Monday, June 15, 2015

Talenta - (Album Rohani) Rantau Voice Video + Lirik

Kami semua berkumpul
dengan satu tujuan
untuk memuliakan namaMu
yang selalu kami puja

Bila kami sesat
dan lupa akan diriMu
jangan Engkau murka
tuntunlah kami kembali

Talenta.. yang Kau beri
akan slalu untukMu Tuhan
suara merdu yang kumiliki
hanya untuk memuliakan namaMu

Bila kami sesat
dan lupa akan diriMu
jangan Engkau murka
tuntunlah kami kembali

Talenta.. yang Kau beri
akan slalu untukMu Tuhan
suara merdu yang kumiliki
hanya untuk memuliakan namaMu

Kami bersyukur dengan talenta yang Kau beri Tuhan
Kami bersyukur dengan talenta yang Kau beri Tuhan

Talenta.. yang Kau beri
akan slalu untukMu Tuhan
suara merdu yang kumiliki
hanya untuk memuliakan namaMu

hanya untuk memuliakan namaMu


Friday, April 10, 2015

Mengatasi Kehilangan Seorang Ayah (Part II)



Selama kita masih di dalam dunia ini, selama itu pula kita semua akan selalu menantikan sebuah tempat dimana tidak pernah akan ada lagi ratap tangis dan air mata, tempat itu sungguh ada. (Wahyu 21:4) 

Tatkala hanya kebahagiaan yang selalu kita rasakan dalam kehidupan kita, rasa rindu untuk dapat sampai ke tempat seperti itu seolah pudar.

Kami bertiga berdiri di sebelah tempat tidur ayah, sambil menyanyikan lagu-lagu rohani, mendengungkan janji-janji yang pasti tentang jaminan keselamatan. (Ibrani 7:25)

Aku berbisik di telinga ayah, mengatakan terimakasih atas segala yang pernah dia lakukan, dia korbankan, segala jerih payah dan semua kasih sayang yang pernah iya limpahkan padaku. Tak lupa juga aku ucapkan permintaan maafku karena sebagai anak pasti sering sekali menyakitkan hati orang tua. Aku memeluk kepalanya yang sebahagian rambutnya telah berubah warna menjadi putih.

Pagi itu kebetulan datang pendeta yang disiapkan oleh rumah sakit, dia datang untuk membawakan sebuah renungan pagi yang menguatkan. Aku sama sekali tidak bisa ingat apa yang dia katakan saat itu, hatiku hanya senantiasa berdoa dan memohon pada Tuhan. Begitulah terkadang kita terlalu focus untuk meminta pada Tuhan sampai-sampai tidak mendengarkan apa yang Tuhan ingin katakan pada kita.

Pada akhir renungan itu, sang pendeta mengajak ayahku untuk bersama-sama berdoa, kami kaget karena ternyata pendeta ini adalah teman ayah ketika kuliah dulu. Ayah dengan anggukan kecil yang lemah mengiyakan.

Lagi-lagi aku tak ingat apa isi doa tersebut dengan jelas, namun di tengah-tengah doa tersebut, alat-alat di tempat itu berbunyi. Karena sering menyaksikannya dalam film saya mengerti bunyi yang aku dengar tersebut artinya apa, belum lagi pendeta mengucap kata Amin untuk mengakhiri doanya, bunyi datar telah terdengar.

Kami menunggu hingga saat doa selesai, ibu berbisik di telingaku bahwa ayah sudah tiada. Aku mengangguk dan mengatupkan mata ayahku, dan menciumnya untuk terakhir kalinya.

Saat ini dalam segala kesedihan kami ini kami tau, bahwa harapan kami satu-satunya untuk bertemu dengan ayah tercinta adalah Yesus Kristus. (Kisah 4:12)(Yohanes 14:6)

Ketika kita menangis, ingatlah selalu bahwa Tuhan Yesus selalu ada dekat, dan dia turut merasakan segala kelemahan kita.. (Yohanes 11:35)

to be continued...

Thursday, April 9, 2015

Weekend Tail Shaker - Nevins G. Manafe



If you are worn out because of your work this whole week, reward yourself with this song!
Give 5 minutes to shake your tail and say "Wow, thanks God its Friday!"

Shake it shake it!

Wednesday, April 8, 2015

Fuzzy Wind - Lounge Music




This is my first lounge music, please bear with me.
I would love to have your feedback.

I hope you enjoy this music.


Friday, April 3, 2015

Mengatasi Kehilangan Seorang Ayah (Part I)



Beberapa tahun yang lalu seperti biasanya aku bertelepon dengan kedua orang tuaku untuk sekedar berbincang dengan mereka.

Ada sesuatu yang agak berbeda hari ini, karena ayahku yang hampir tidak pernah sakit seumur hidupnya itu terkena demam. Ibu membawanya ke rumah sakit dan dokter mengatakan bahwa ini adalah gejala demam berdarah. Harap ayah masuk rumah sakit untuk opname.

Singkat cerita semakin kritis keadaan ayah dan kami memutuskan untuk membawanya berobat ke Penang. Aku dan kakakku terbang menuju medan dan langsung mengantarkan ayah keesokan harinya.

Dokter menyarankan untuk dilakukan MRI Scan, untuk mengetahui detail keadaan tubuh ayah. Perawatan di rumah sakit tersebut sungguh baik sehingga ayahku yang sempat sudah tidak bisa bicara sekarang dapat mengatakan beberapa kalimat pendek seperti bertanya dimana dia saat ini berada.
Harapan muncul ketika kata kata semakin banyak yang bisa dia ucapkan.

Kami tetap berdoa untuk kesehatannya agar tetap pulih. Kami tinggal di pemondokan tidak jauh dari rumah sakit tersebut, hanya 5 menit seperjalanan kaki jauhnya.

Keesokan harinya kami dipanggil oleh dokter, dia mengatakan bahwa yang tengah terjadi pada ayahku adalah viral hemorrhagic fever atau perdarahan pada organ bagian dalam yang dikarenakan oleh virus biasanya terjadi pada kasus demam berdarah akut.

Kondisinya akan terus memburuk dan dengan terbuka dia mengatakan bahwa secara medis harapan ayahku sudah habis, dan hanya mujizat lah yang dapat menyembuhkannya.

Organ tubuhnya satu persatu mulai kehilangan fungsinya, dan harapan kami hanya mujizat Tuhan itu.

Seperti sahabat sahabat Yesus (Martha dan Maria) menyuruh orang untuk menyampaikan kabar pada Yesus tentang sakit yang diderita Lazarus, demikianlah kami memanggil nama Yesus untuk datang dan menolong ayah kami dari penyakit yang dideritanya hari itu. (Yohanes 11:3)

Ayahku seorang missionaris, pendeta, dan juga seorang guru yang telah mengabdi lebih dari 35 tahun untuk pekerjaan pelayanan, hatiku berdoa ya Tuhan yang telah dilayani oleh ayahku, sudi kiranya Engkau menjawab kami at the time my father needed You the most please be with him.

Keesokan harinya pagi pagi telephone berdering dan itu adalah panggilan dari rumah sakit, ada sedikit rasa ngeri ketika menjawab panggilan tersebut, memang beritanya adalah tolong segera datang ke rumah sakit karena ayah sedang menghadapi his final moments.

Kami bergegas untuk pergi ke rumah sakit dan setibanya disana memang kami mendapati ayah semakin lemah, namun masih bisa berkomunikasi walau hanya sebatas anggukan dan gerakan kecil pada jemarinya yang tergenggam oleh tangan ibuku.

Kata kata ibuku yang tidak pernah akan aku lupakan saat itu adalah "Daddy, beristirahatlah, mama dan anak-anak akan baik-baik saja, sebentar lagi Tuhan Yesus akan datang, dan kita semua akan dipertemukan kembali dalam sukacita besar." (1 Tesalonika 4:16-17)

Aku kaget dengan kata2 ibuku itu, bagi kebanyakan orang Indonesia itu adalah sesuatu yang pantang diucapkan karena seolah2 mendoakan orang yang masih hidup untuk segera meninggal, bukannya malah berdoa untuk kesembuhannya, namun juga aku menyadari satu hal bahwa adalah menyenangkan apabila tertidur dalam suasana yang tenang dan menyenangkan hati. (Wahyu 14:13)

Ibu adalah orang terdekat dari ayah, lebih dekat daripada kami anak-anaknya, dia mengetahui kebutuhan ayah saat itu, dia ingin ayah pergi dengan tenang, dia ingin menyampaikan harapan bahwa kami akan baik-baik saja, dia ingin ayah ingat bahwa masih ada Yesus yang berkuasa jauh melampaui bahkan maut sekalipun tidak dapat memisahkan kita dari kasihNya. (Roma 8:35-39)

to be continued 



Wednesday, April 1, 2015

Tips Mengatasi Argumen


Sering kali sebuah argumen dianggap menjadi sesuatu hal yang seharusnya tidak dilakukan, karena kebanyakan argumen berakhir dengan kedua belah pihak merasa mau menang sendiri, merasa paling benar, dan saling menjatuhkan satu sama lainnya.
Ini beberapa cara yang menurut gw ampuh untuk menyelesaikan sebuah argumen.

1. Berpikirlah sebelum berbicara
Sangatlah berbahaya kata kata yang keluar dari mulut kita apabila tidak melalui filter pikiran. Jikalau pikiran kita sedang terganggu, adalah lebih baik berdiam diri daripada mengeluarkan kata kata yang akan kita sesali nantinya. Kata kata yang tidak patut yang telah keluar dari mulut kita adalah seperti paku paku tajam yang kita pakukan di sebuah batang kayu. Walau nantinya kita cabut pakunya, bekasnya akan tidak pernah menjadi seperti semula lagi.

2. Meminta Maaf
Ada sesuatu yang terlebih besar dari sekedar memenangi sebuah argumen.
Terkadang kita perlu untuk meminta maaf bukan karena kita yang salah, tetapi karena kita menghargai hubungan kita lebih daripada ego yang ada pada kita.
Tidak ada salahnya untuk mengatakan maaf demi menyelamatkan sesuatu yang pada prinsipnya jauh lebih besar dari argumen tersebut.

3. Jangan “Ngotot”
Jangan pernah memaksakan sesuatu pola pikir yang mungkin saja benar. Karena kebenaran percaya atau tidak, bisa berbicara untuk dirinya sendiri. Sesuatu sumber terang walau cuman sebatang lilin tidak dapat ditutupi oleh kegelapan segelap apapun malam itu.
Fakta fakta bisa berbicara lebih keras daripada argumen kita.

4. Tidak ada manusia yang sempurna
"Kalau mau wanita sempurna, pacaran aja sama Barbie!!"
Well sorry to say, Barbie juga bukan sesuatu yang sempurna. Kita harus menyadari kalau di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna, maka dari itu toleransi adalah sesuatu yang sangat essential didalam menghadapi sebuah argumen. Bukan berarti kita melanggar hal hal yang bersifat prinsipil, namun toleransi dalam arti mengerti dan menyadari tidak ada manusia yang sempurna termasuk saya dan orang yang sedang berdebat dengan saya.

5. Sudut Pandang
Sudut pandang dari seorang yang merasa dirinya benar akan selalu melawan orang yang salah dari sudut pandangnya. Padahal ada sangat banyak sudut untuk bisa memandang sebuah masalah, bukan sekedar atas bawah dan kiri kanan, atas agak ke kanan, bawah agak ke kiri, dan banyak kombinasi kombinasi yang bisa kita lakukan di dalam menyikapi suatu masalah, jangan kaku dan egois, cobalah melihat masalah tersebut dengan berbagai sudut pandang. Lampauilah sifat egosentris.

6. Minta bantuan
Apabila argumen sudah terlanjur berada dalam posisi deadlock, dimana semua pihak sama sama keras dan sepertinya tidak ada jalan keluar, carilah pertolongan.
Sudut pandang seorang yang dianggap “ahli” dan “netral” oleh kedua pihak biasanya bisa di terima dengan baik dan dapat menetralkan kembail ketegangan.

7. Yang Waras Ngalah
Orang yang mengalah bukan berarti lemah, terkadang ada memang orang yang dari sananya suka berargumentasi terlepas benar atau salahnya isi dari argumentasinya. Kita posisikan diri kita pada pihak yang "waras", biarkan dia memenangkan argumen tersebut, yang penting kita tau yang sebenarnya itu apa. Buat apa kita habiskan energy dan pemikiran kita hanya untuk melawan orang yang "kurang waras".

8. Berdoa
Ucapkan doa singkat, minta kebijaksanaan dari Sang Pemilik dan Sumber Hikmat. Karena Dia lah sumber segala kedamaian.